BUDAYA DAN KEPRIBADIAN
Penelitian
kepribadian berhubungan erat dengan perilaku khas perseorangan yang
membedakanya dari pribadi lain. Kepribadian merupakan hasil proses
interaksi seumur hidup antara organisme dan lingkungan.
Pengaruh
factor eksternal memungkinkan perbedaan sistematis dalam perilaku khas
perseorangan yang dibesarkan dalam budaya berbeda. Penelitian
kepribadian cenderung menekankan perbedaan diantara individu atau dalam
tradisi lintas budaya,diantara anggota yang berbeda.
A. Kelintas budayaan sifat manusia
· Locus of control
Hal
paling menarik dari hubungan kepribadian dengan konteks lintas budaya
adalah masalah locus of control. Sebuah konsep yang dibangun oleh Rotter
(1966) yang menyatakan bahwa setiap orang berbeda dalam bagaimana dan
seberapa besar kontrol diri mereka terhadap perilaku dan hubungan mereka
dengan orang lain serta lingkungan.
Locus
of control kepribadian umumnya dibedakan menjadi dua berdasarkan
arahnya, yaitu internal dan eksternal. Individu dengan locus of control
eksternal melihat diri mereka sangat ditentukan oleh bagaimana
lingkungan dan orang lain melihat mereka. Sedangkan locus of control
internal melihat independency yang besar dalam kehidupan dimana hidupnya
sangat ditentukan oleh dirinya sendiri.
Sebagai
contoh adalah penelitian perbandingan antara masyarakat Barat
(Eropa-Amerika) dan masyarakat Timur (Asia). Orang-orang Barat cenderung
melihat diri mereka dalam kaca mata personal individual sehingga
seberapa besar prestasi yang mereka raih ditentukan oleh seberapa keras
mereka bekerja dan seberapa tinggi tingkat kapasitas mereka. Sebaliknya,
orang Asia yang locus of control kepribadiannya cenderung eksternal
melihat keberhasilan mereka dipengaruhi oleh dukungan orang lain ataupun
lingkungan.
· Persepsi diri
Studi
yang dilakukan oleh Bond danTak-Sing (1983), dan Shwender dan Bourne
(1984) menunjukkan bagaimana perbedaan konstruk diri mempengaruhi
persepsi diri. Studi ini membandingkan kelompok Amerika dan kelompok
Asia, subyek diminta menuliskan beberapa karakteristik yang
menggambarkan diri mereka sendiri. Respon yang diberikan subyek bila
dianalisa dapat dibagi ked lam dua jenis, yaitu respon abstrak atau
deskripsi sifat kepribadian seperti saya seorang yang mudah bergaul,
saya orang yang ulet; dan respon situasional seperti saya biasanya mudah
bergaul dengan teman-teman dekat saya.
Hasil
studi menunjukkan bahwa subyek Amerika cenderung memberikan respon
abstrak sedangkan subyek Asia cenderung memberikan respon situasional.
penemuan ini menyatakan bahwa individu dengan konstruk diri yang
dependent cenderung menekankan pada atribut personal (kemampuan ataupun
sifat kepribadian) sebaliknya individu dengan konstruk diri
intersependent lebih cenderung melihat diri mereka dalam konteks
situasional dalam hubungannya dengan orang lain.
B. Pemaknaan affektif dan perilaku yang menyatakan perasaan
- Pemaknaan affektif
Didalam
pemaknaan affektif ini menjelaskan bagaimana anggota anggota beragam
kelompok budaya menghayati dirinya sendiri dan lingkungan social
mereka.Suatu pembedaan diantara segi objektif dan subjektif dapat dibuaw
(Herskovitz,1948).
Segi
objektif dicerminkan dalam indicator mengenai kondisi iklim,jumalh
tahun sekolah,produk nasional dan sebagainnya.Segi subjektif
mencerminkan bagaimana anggota satu budaya memandang diri sendiri dan
bagaimana mereka menilai bagaimana panangan hidup mereka.
- Perilaku yang menyatakan perasaan
Pengenalan
ungkapan emosi,penelitian mengenai penggungakapan emosi dapat diruntut
mulai dari dawin,Darwin membahas kajian universal tentang pengungkapan
yang sama sebagai pandangan penting,emosi bawaan
Emosi
dapat diklasifikasikan atas arah hubungan sosial dari emosi, yaitu
apakah emosi tersebut akan mengarahkan pada pemisahan diri dengan
lingkungan, penarikan diri, ataupun penolakan hubungan sosial sekaligus
secara simultan meningkatkan rasa penerimaan diri untuk mandiri dan
lepas dari ketergantungan pada orang lain yang selanjutnya disebut
socially disengaged emotions dan emosi yang akan mengarahkan pada
keterhubungan dengan orang lain dan lingkungan luarnya atau dikenal
sebagai socially engaged emotions.
- Antesenden
emosi , Menyatakan setiap emosi dipicu oleh jenis jenis kejadian
tertentu dan setiap budaya memiliki perbedaan terhadap penghargaan atau
penialaian terhadap siatu kejadian
- Komunikasi nirkata (komunikasi non verbal)
· Gerakan
tubuh atau gerstur, suatu bentuk komunikasi nirkata yang terkaji secara
baik ketertarikan terhadap gerak tubuh memiliki akar lintas budaya
· Personal space, jarak pribadi didasarkan pada gagasan setiap orang dikelilingi suatu lembaran bersifat pribadi
Contoh
: bagi orang jepang kalau melihat wajah orang (lawan bicara)secara
langsung saat berbicara maka orang tersebut dikira tidak sopan (orang
jepang memiliki personal space yang jauh.
C. Kepribadian yang indigenous (pribumi),diri dan kesadaran
Ø Kepribadian indigenous
Berbagai
persoalan mendasar yang muncul dalam kajian kepribadian dalam tinjauan
lintas budaya dia atas menggambarkan sebuah kenyataan bahwa antar budaya
yang berbeda sangat mungkin secara mendasar memiliki pandangan yang
berbeda mengenai apa tepatnya kepribadian itu.
Suatu
kenyataan yang merangsang perlunya kajian-kajian yang bersifat lokal
atau indigenous personality yang mampu memberi penjelasan mengenai
kepribadian individu dari suatu budaya secara mendalam.Konseptualisasi
mengenai kepribadian yang dikembangkan dalam sebuah budaya tertentu dan
relevan hanya pada budaya tersebut.
Sebagai
contoh kajian indigenous personality adalah penelitian yang dilakukan
Doi (1973). Doi mengemukakan adanya Amae yang dikatakan sebagai inti
konsep dari kepribadian orang-orang Jepang. Amae berakar pada kata
‘manis’, dan secara perlahan dirujukkan sebagai sifat pasif,
ketergantungan antar individu.
Dipaparkan
pula bahwa Amae berakar pada hubungan antara bayi dengan ibunya.
Menurut Doi, relationship seluruh orang Jepang dipengaruhi dan
berkarakteristik Amae, sebagaimana Amae ini secara
mendasar mempengaruhi budaya dan kepribadian orang Jepang. Suatu konsep
yang memandang kepribadian sebagai bagian tak terpisahkan dari konsep
hubungan sosial.
Temuan
mengenai Amae di atas menunjukkan adanya perbedaan konsep kepribadian
antara orang Jepang dan orang Amerika. Para Psikolog Amerika memandang
bahwa yang menjadi inti kepribadian adalah konsep Ego. Ego disebut
ekslusif kepribadian karena Ego mengontrol pintu-pintu kearah tindakan,
memilih segi-segi lingkungan kemana ia dan bagaimana caranya, serta
memiliki kuasa mengontrol proses-proses kognitif berupa persepsi, memori
dan berpikir. Tujuan terpenting dari Ego adalah mempertahankan
kehidupan individu. Konsep yang memandang kepribadian sebagai suatu yang
bersifat otonom.
Ø Diri dan kesadaran
Konsepsi tentang diri
Hal ini merupakan paparan dan pmahaman tentang individu unik yang menjadi inti pembahasan dalam psikologi kepribadian
Pernyataan
umum yang sering dikemukakan tentang konsepsi ini adalah konsepsi
dibudaya barat tentang diri berkisar pada seorang individu yang
terpisan,otonom dan atomis (terbentuk dari seperangkat
sifat,pengumpuan,nilai dan motif),dengan mencari keterpisahan dan
ketergantungan dari orang lain (markus dan kitayama 1991).
Sebaliknya
dikonsepsi budaya budaya timur kebertalian, kesalingsinambungan dan
kesaling ketergantungan senantiasa dicari,dengan landasan suatu konsep
mengenai diri yang bukan sebuah satuan yang terpisah,tetapi selalu
terkait dengan orang lain
DAFTAR PUSTAKA
Berry. Jhon., W. at all. 1999. Psikologi budaya riset dan aplikasi (alih bahasa Edi Suhadono ) Jakarta ; PT Gramedia Pustaka Utama
Http://www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar